Senin, 03 September 2012

HIDUPLAH DENGAN ILMU | Bekal hidup

Sebagai individu, manusia merupakan sosok pertama yang tidak mengetahui apa-apa walau hanya sedikit. Maka bekalilah hidup dengan ilimu, hiduplah dengan ilmu untuk menutupi kekurangannya itu. Disadari atau tidak manusia harus mengakui akan kekurangannya sebagai seorang hamba.

Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam Q.S.16 (An Nahl) ayat 78 :

وَاللّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُونَ شَيْئاً 

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun"

Melalui kesadaran ini kita akan mulai membuka jati diri kita sebagai seorang hamba yang sangat membutuhkan uluran tangan sang pencipta, karena memang Allah telah memberikan alat indra sebagai alat pengetahuan agar hamba-NYA menjadi orang yang bersyukur. Sebagaimana lanjutan ayat diatas (Q.S.16 An Nahl) ayat 78 ) Allah berfirman :

 وَجَعَلَ لَكُمُ الْسَّمْعَ وَالأَبْصَارَ وَالأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.

Al-Qur'an

Pada saat itulah ar-Rifa'i dalam tafsir ibnu katsir (1999:1050) menjelaskan bahwa Allah menerangkan berbagai karunia yang dianugrahi kepada hamba-hambaNYA yang tidak memiliki kemampuan sedikitpun. Bahkan dalam ungkapannya yang sangat terkenal, Aristoteles mengatakan sebagaimana yang dikutip oleh Muthahhari (2008:62), bahwa "Barang siapa yang kehilangan satu indra, maka ia telah kehilangan satu ilmu" (man faqada hissan faqad faqada 'ilman). Sehingga, pantaslah manusia menjadi hamba yang harus selalu bersyukur kepada Allah dalam menghiasi kehidupannya dengan ilmu disetiap situasi dan kondisi apapun.
http://kris-smile.blogspot.com/
Oleh karena itu jelaslah kiranya mengapa Allah meminta pertanggung jawaban kepada hamba-hambaNya atas apa yang telah diberikaNYA itu sebagai mana yang telah disiratkan dalam surat Al-Isra ayat 36 :

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya.”

Selanjutnya terdapat titik yang di perlihatkan dari ayat diatas bahwa Allah mengawalinya dengan kalimat :

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ

Kalimat inilah yang bisa dijadikan pegangan untuk pentingnya sebuah ilmu atau pengetahuan dalam membaca berbagai orientasi kehidupan. Terutama kehidupan dewasa ini yang syarat akan dis-integrasi moral yang disebabkan oleh hilangnya akal sehat dari kebanyakan manusia. Terutama didalam menentukan orientasi hidupnya yang tidak mampu lagi membedakan mana perbuatan yang halal dan haram. Sehingga, seakan-akan semakin membuktikan sabda Rasulullah pada 14 abad yang lalu bahwa :

لَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَأْتِي عَلَى النَّاسِ، زَمَانٌ، لَا يُبَالِي الْمَرْءُ، مَا أَخَذَ مِنْهُ، أَمِنَ الْحَلَالِ، أَمْ مِنْ الْحَرَامِ

" Akan datang suatu zaman dimana manusia tidak mampu membedakan mana yang halal dan haram.

Tentunya dengan semangat ilmulah kita akan mampu membaca rahasia- rahasia yang Allah firmankan dan Rasulullah sabdakan. Dalam Al-Quran. Kata "ilmu" sendiri dengan kata derivasinya disebutkan sebanyak 95 kali dan diterapkan sebanyak 843 ayat (al-Bahaqi, 1992: 596-611). Inilah bukti bahwa islam benar-benar menganjurkan ilmu atau pengetahuan bagi pemeluknnya. Bahkan dengan jelas Allah mengungkapkan kalimat tanya didalam surat Al-Zumar ayat 9 :

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Katakanlah : adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang-orang berakallah yang mampu menerima pelajaran”

Mungkin dengan mata terbuka, kita bisa memperhatikan betapa bedanya orang yang dihiasi ilmu dengan kehidupan seseorang yang tidak berilmu-hidup teratur, gelisah, keluh kesah, membuat kerusakan, pertumpahan darah baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun bermasyarakat. 
http://kris-smile.blogspot.com/
Oleh karena itu alangkah berharganya sabda Rasulullah yang menggariskan betapa pentingnya sebuah ilmu dalam mencapai sebuah kebahagiaan hidup dunia dan akhirat,

وَ مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَ مَنْ أَرَادَ ْالآخِرَةِ فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَ مَنْ أَرَادَ هُمَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ رواه الطبراني

"Dan siapa yang menginginkan dunia maka dengan ilmu, dan siapa yang menginginkan akhirat maka dengan ilmu, dan siapa yang menginginkan keduanya (dunia-akhirat) maka dengan ilmu".

Bahkan melalui hadist yang lain Rasulullah-pun menjelaskan, sebagaimana yang diriwayatkan Abu Dawud dan Al-Turmudzi dalam hadis nomor 1388:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

"Siapa yang melalui jalan mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan jalannya menuju syurga".
http://kris-smile.blogspot.com/
Diriwayatkan pula oleh Ibnu Majah (No. 224), Rasulullah bersabda:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu itu WAJIB atas setiap Muslim.”

Akhirnya marilah bersama-sama kita bekali kehidupan dunia yang fana ini dengan hiasan ilmu atau pengetahuan yang konferehensif dan utuh. Karena dengan bekal itulah kaum muslim dewasa ini akan lebih mengenal dirinya sebagai hamba Allah dan mengenal Allah sebagai Khaliq-nya (sang pencipta). Oleh karena itu dengan penuh kesegeraan kita mengharap maghfirah atau ampunan Allah dan surgaNya yang disiapkan bagi hambanya yang ber-taqwa,

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

"Dan bersegeralah Kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa." (Q. S. Ali Imran: 133).

Begitu pula dengan bekal taqwa jualah Allah akan memberikan solusi dari setiap urusan yang kita lalui didalam kehidupan.

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا 

"Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar" 
(Al-Thalaq: 2)

Sebagai kesimpulan bahwa sesungguhnya islam sangat menekankan "ilmu" atau pengetahuan atas pemeluknya. Karena dengan itulah, kaum muslimin akan lebih mampu membaca orientasi kehidupan dewasa ini kearah yang lebih baik.
http://kris-smile.blogspot.com/
Tulisan asli sebelum diedit : "Hiduplah dengan ilmu" oleh Dian Berkah, M.HI (Dosen Fakultas Agama Islam Univ. Muhammadiyah Surabaya dan Univ. Muhammadiyah Gresik)
Hadist tentang menuntut ilmu, bekali hidup dengan ilmu, hiduplah dengan ilmu, ilmu sebagai bekal hidup, ilmu sangat berguna dalam kehidupan, manfaat ilmu, hiduplah dengan ilmu. Tak kan ada yang lebih baik dari itu. Bekal nasi hanya sesaat, bekal ilmu sepanjang hayat, Tidak ada yang lebih berguna dari pada ilmu,tidak ada kawan yang lebih baik dari pada akal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar